Yogyakarta – Jumat, 11 Oktober 2019. Koordinator Program Magister Sains dan Doktor, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada (MD FEB UGM), Prof. Jogiyanto H.M., MBA., Ph.D. membuka kegiatan lokakarya dengan tema “Workshop Pembelajaran dan Kurikulum Akuntansi Menangkap Peluang Industri 4.0” di ruang Lippo lantai 2 Gedung MD. Sejumlah 36 dosen akuntansi dari berbagai universitas di Indonesia dan mahasiswa magister mengikuti lokakarya yang menjadi salah satu wujud Research Impact Program MD FEB UGM sebagai program yang terakreditasi internasional Association to Advance Collegiate Schools of Business (AASCB). Kegiatan lokakarya ini dilaksanakan dalam durasi 8 (delapan) jam. Tiga sesi utama lokakarya strategi yaitu dampak perkembangan industri 4.0 terhadap kurikulum dan pembelajaran, teknologi akuntansi dalam pembelajaran, dan dampak disruptive technology terhadap pendidikan akuntansi.
Materi sesi pertama disampaikan oleh Prof. Jogiyanto H.M., MBA., Ph.D., dengan judul “Dampak Perkembangan Industri 4.0 terhadap Kurikulum dan Pembelajaran”. Dalam presentasinya, Guru Besar yang baru saja me-launching buku ini juga menyampaikan bahwa isu disruptive technology juga mempengaruhi sektor pendidikan tinggi di Indonesia. Adanya fenomena tersebut mendorong institusi pendidikan tinggi untuk berubah dan menyesuaikan dengan ekosistem industri 4.0 dimana terwujudnya era internet of things. Perubahan teknologi mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat menjadi super smart society atau disebut society 5.0. Perubahan sendi-sendi perekonomian, masyarakat dan pendidikan menuntut inovasi pengetahuan yang diperkuat oleh disruptive technology.
Pada sesi kedua, Sony Warsono, MAFIS., Ph.D., menyampaikan materi berjudul “Pembelajaran di Era Industri 4.0: Teknologi Akuntansi”. Dosen Sistem Informasi Akuntansi FEB UGM ini, melalui presentasinya, berpendapat bahwa terdapat tantangan internal dan ancaman eksternal dalam proses menuju industri 4.0. Justru, pembelajaran akuntansi yang diharapkan dapat menyelesaikan tantangan dan ancaman yang ada. Lebih lanjut, landasan pengembangan dan penyusunan kurikulum berdasarkan landasan filosofis, sosiologis, psikologis, historis, dan yuridis. Disamping itu, akuntansi dengan dasar matemateka seharusnya tidak sekedar penguat teknologi informasi malahan berpotensi dikembangkan sebagai teknologi. Diakhir sesi, lulusan University of Kentucky-USA ini menyampaikan bahwa pada level Strata 1 (S1) pembentukan matakuliah konsentrasi menggunakan blockchain technology, data mining, dan beragam teknologi kontemporer lainnya.
Sesi terakhir dipresentasikan oleh Syaiful Ali, MIS., Ph.D., salah satu dosen akuntansi FEB UGM sekaligus Direktur Keuangan UGM, bertemakan “Revolusi Industri 4.0 dan Dampaknya terhadap Pendidikan Akuntansi di Indonesia”. Penulis yang kerap kali publikasi pada jurnal bereputasi internasional ini, menyatakan berbagai profesi akuntansi seperti auditor akan mengalami penurunan kuantitas pada tahun 2023 apabila tidak menyesuaikan dengan era internet of things dimana keahlian yang dibutuhkan berhubungan dengan computing big data, artificial intelligent, cloud computing. Lebih lanjut, sebesar kurang lebih 23 persen kurikulum akuntansi yg mengintegrasikan materi disruptive technology kedalam kurikulum. Sehingga perlu untuk melakukan inovasi untuk mengemas pembelajaran dan kurikulum untuk tingkatan S1 dengan memperdalam mata kuliah konsentrasi mahasiswa dengan pembekalan skil teknologi seperti pada akuntansi biaya, audit, akuntansi keperilakuan, dan lainnya.
Lokakarya berjalan dengan antusias peserta pada setiap sesi tanya jawab hingga acara ditutup dengan penyerahan sertifikat dan foto bersama. (RP)
#BanggaJadiMD #febugm