Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM menggelar kuliah umum dengan tema kembali menggelar kuliah tamu (guest lecture) bertajuk “From Challenges to Opportunities: Agentic Artificial Intelligence for Low-Resources Languages”. Kuliah ini menghadirkan narasumber utama Prof. Nir Kshetri, akademisi dari University of North Carolina, Greensboro, USA, yang dikenal luas atas karya-karyanya di bidang teknologi, kebijakan digital, dan transformasi ekonomi berbasis inovasi. Kuliah ini digelar di Ruang Satyajaya, lantai 2 Gedung Magister Sains dan Doktor FEB UGM pukul 09.00 – 11.00.
Dalam paparannya, Prof. Nir Kshetri menyoroti tantangan pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk bahasa-bahasa yang tergolong low-resources, yaitu bahasa-bahasa yang masih memiliki keterbatasan dalam hal data digital, dokumentasi, dan dukungan teknologi. AI saat ini berkembang pesat untuk bahasa-bahasa global seperti Inggris, Mandarin, dan Spanyol, namun belum banyak solusi yang mendalam untuk bahasa lokal atau minoritas, termasuk banyak bahasa daerah di Indonesia.
Dengan pendekatan agentic AI—yakni kecerdasan buatan yang dapat mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan konteks tertentu—Prof. Kshetri menyampaikan potensi luar biasa yang dapat dimanfaatkan oleh penutur bahasa-bahasa lokal. Teknologi ini, jika diarahkan dengan tepat, dapat mendukung pelestarian budaya, pengembangan sistem pendidikan berbasis bahasa ibu, serta membuka akses informasi dan layanan publik berbasis teknologi digital bagi komunitas yang selama ini terpinggirkan secara teknologi.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antarnegara, lembaga akademik, dan industri teknologi dalam menciptakan model-model AI yang inklusif dan tidak bias. Menurutnya, masa depan AI bukan hanya tentang teknologi yang lebih canggih, tetapi juga lebih adil, inklusif, dan mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat global.
Kuliah tamu ini memperkuat komitmen FEB UGM untuk menyajikan pembelajaran yang kontekstual dan global. Diskusi berjalan dinamis dan memperluas cakrawala berpikir tentang hubungan antara AI, kebijakan linguistik, dan pembangunan sosial. Para peserta menyampaikan antusiasme tinggi dan menyambut positif wacana lintas disiplin yang disampaikan, karena memberikan wawasan aplikatif yang berdampak langsung terhadap tantangan lokal dan pembangunan berkelanjutan.