Yogyakarta- Jum’at, 26 Oktober 2018, setelah sukses dengan penyelenggaraan design thinking workshop yang pertama pada bulan Mei lalu, Program Magister Sains dan Doktoral, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada (MD FEB-UGM) kembali menyelenggarakan design thinking workshop. Pembicara dalam workshop ini adalah Nurul Indarti, Sivilekonom, Cand. Merc., Ph.D dan RR. Tur Nastiti, M.Si., Ph.D. Design thinking workshop yang diadakan di Student Lounge Lantai I gedung MD FEB-UGM ini kemudian dibuka langsung oleh kedua pembicara.
Nurul Indarti, Sivilekonom, Cand. Merc, Ph.D menjelaskan bahwa tujuan dari workshop ini merupakan upaya untuk mengajarkan dan mendorong mahasiswa untuk berfikir dengan cara yang berbeda dan inovatif. Penjelasan kemudian dilanjutkan dengan pemaparan fakta mengenai perbedaan persepsi lulusan S1 dengan persepsi perusahaan mengenai pemikiran kritis lulusan baru. Tujuh puluh persen lulusan baru menganggap bahwa mereka mempunyai pemikiran yang kritis yang bermanfaat dalam pekerjaan, namun hanya 30% perusahaan setuju dengan pernyataan tersebut. Berdasar fakta tersebut, masih terdapat gap antara kemampuan lulusan baru dan ekspektasi dari perusahaan (employer). Maka dari itu, peningkatan kemampuan berpikir kritis merupakan hal penting dalam pendidikan saat ini dan design thinking workshop ini merupakan salah satu solusi untuk mengasah kemampuan berpikir kritis.
Peserta yang terdiri dari mahasiswa Magister Sains Ilmu Ekonomi dan Magister Sains Akuntansi yang masih menempuh semester II di MD FEB-UGM. Fasilitator kemudian membentuk 5 tim, masing-masing tim terdiri dari 5-6 orang. Pembentukan tim bertujuan agar mahasiswa saling mengenal satu sama lainnya. Setiap tim mengikuti 4 langkah dalam membangun desain thinking yakni, discovery, interpretation, ideation, dan experimentation. Bentuk experimentation nantinya adalah dengan membangun sebuah prototip yang mengambarkan masalah serta alternatif solusi yang ditawarkan.
Hanani salah satu mahasiswa Magister Sains Akuntansi menyebutkan, proses pembelajaran desain thinking seperti ini sangat membantunya dalam mengkoordinasikan otak kanan dan otak kiri secara seimbang, bisa berfikir lateral dan menemukan solusi. Hal ini senada dengan ungkapan Rozi Aisyah yang merupakan mahasiswa Magister Sains Ilmu Ekonomi bahwa melalui design thinking workshop ini, Rozi bisa mengenal banyak teman dan mememukan istilah baru pada proses berfikir.
Tur Nastiti, Ph.D. selaku pembicara juga menyebutkan beberapa manfaat design thinking workshop yakni, peserta diajarkan bahwa dalam proses menyelesaikan masalah harus sangat memahami permasalahan terlebih dahulu yang kemudian menghadirkan banyak solusi atas masalah itu. Setiap peserta juga harus memahami bahwa dalam berfikir out of the box itu penting, dan mencoba untuk berfikir secara lateral.
Workshop berakhir pada pukul 16.30 WIB dan kemudian ditutup oleh Nurul Indarti, Sivilokonom, Cand Merc., Ph.D. selaku Ketua Program Magister Sains dan Doktor Program Studi Manajemen. Harapannya, worshop desain thinking akan tetap diadakan untuk setiap angkatan di program MD FEB-UGM. (DYR)