Yogyakarta – Selasa, 03 September 2019, Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM bekerja sama dengan Universiti Teknologi MARA, Malaysia menyelenggarakan kegiatan “Diskusi Kolaboratif antara Mahasiswa UiTM dan Program Doktor FEB UGM”. Kegiatan ini diadakan di Ruang Lippo, Gedung Program MD FEB UGM. Peserta dari Program MD FEB UGM sejumlah 12 mahasiswa doktor dan 12 mahasiswa dari UiTM, serta satu orang dosen dari UiTM sebagai koordinator. Acara ini bertujuan sebagai kegiatan sharing session tentang penelitian dan kegiatan akademik yang ada di masing-masing institusi. Prof. Catur Sugiyanto selaku Ketua Program Doktor Ilmu Ekonomi membuka acara ini. Selanjutnya, Dr. Nabila dari UiTM memperkenalkan masing-masing partisipan dari UiTM.
Dr. Tur Nastiti selaku Manajer Program MD FEB UGM yang memimpin acara ini, mencoba mengatur tata ruang duduk mahasiswa agar mahasiswa UiTM dan UGM berinteraksi satu sama lain. Ada dua sesi dalam acara ini yang dibedakan menjadi presentasi dan diskusi yang dipimpin oleh Linda, mahasiswa doktor Ilmu Manajemen FEB UGM. Ada dua penyaji yang merupakan perwakilan dari Program Doktor, dan empat penyaji yang mewakili empat kelompok dari UiTM. Para penyaji diberikan waktu 5-10 menit untuk mempresentasikan makalah mereka, dan kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Presentasi pertama dilakukan oleh partisipan dari UiTM yang terdiri dari mahasiswa Master of Business Administration (MBA). Mereka fokus menjelaskan studi kasus Daerah Sabah Malaysia. Kelompok pertama membahas “Sabah Tourism.” Pembicara menyebutkan beberapa tujuan wisata di Sabah. Beliau mencoba mengeksplorasi ada banyak destinasi wisata potensial yang bisa dikembangkan di Sabah. Selanjutnya, materi dari pembicara pertama terkait dengan materi dari pembicara kedua. Beliau membahas “Sabah Culture.” Dalam kesempatan ini, ia menceritakan tentang budaya dan bahasa yang ada di Sabah. Selain itu, beliau menekankan kurangnya kesadaran tentang budaya lokal di Sabah. Beliau bercerita bagaimana kondisi industri kerajinan di Sabah masih terbelakang, bahkan didominasi oleh kerajinan dari Filipina dan Indonesia.
Presenter ketiga mempresentasikan tentang “Palm Oil Industry in Sabah.” Beliau menjelaskan bahwa Sabah merupakan pusat industri terbesar kedua setelah Indonesia. Secara ekonomi, beliau menjelaskan tentang profit dan ekonomi potensial yang ada di Sabah. Presenter terakhir dari UiTM membahas terkait “Aerospace in Sabah.” Beliau menjelaskan bahwa perkembangan aerospace di Sabah sebelumnya kurang begitu mendapat perhatian dari pemerintah. Namun, saat ini sudah mulai diperhatikan. Beliau juga menenkankan bagaimana pentingnya perkembangan industri aerospace ini untuk menarik wisatawan.
Presentasi dilanjutkan dengan presentasi dari UGM yang terdiri dari dua presenter yaitu Puput dan Supeni yang merupakan mahasiswa doktoral FEB UGM. Pada kesempatan kali ini, Puput lebih banyak menjelaskan tentang bagaimana perjalanan PhD-nya untuk menemukan topik dalam penelitiannya untuk disertasi. Beliau menjelaskan bahwa beliau mengambil topik “Holding Behaviour in Capital Market” sebagai fokus disertasinya. Puput menceritakan bahwa makalah dari mahasiswa doktoral FEB UGM berbeda dengan makalah yang telah dijelaskan oleh mahasiswa MBA dari UiTM karena fokus pembahasan bukan pada kasus tetapi lebih mengarah pada kesenjangan teoritis. Puput menjelaskan bagaimana beliau memanfaatkan Bibliometric Tools dalam kajian teoritisnya untuk menemukan kesenjangan teori.
Presentasi kedua disampaikan oleh Supeni, mahasiswa doktor Ilmu Akuntansi FEB UGM. Pada kesempatan ini, Supeni memberikan gambaran bagaimana menemukan ide penelitian. Beliau juga menekankan bagaimana peran penting peneliti sekarang ini. Selain itu, beliau juga menceritakan bagaimana ia mendapat motivasi dan inspirasi dalam melakukan penelitian.
Setelah sesi presentasi selesai, acara ini dilanjutkan dengan tanya jawab dari peserta. Beberapa peserta dari UiTM Malaysia lebih banyak bertanya tentang Program Doktor FEB UGM dan juga destinasi wisata yang ada di Indonesia. Diskusi ditutup oleh Linda sebagai pimpinan diskusi dan kemudian dilanjutkan oleh Dr. Tus Nastiti yang memberikan kata-kata penutup. (TLU)