Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM bekerja sama dengan Aliansi Program Doktor Manajemen Indonesia (APDMI) dan IMADEBGAMA menyelenggarakan Doctoral Colloquium dan Seminar 2019 dengan tema “Management Breakthrough and Doctoral Journey: Revolusi Industri 4.0 pada Pengajaran dan Penelitian.” Acara tersebut dilaksanakan selama dua hari secara berturut-turut pada tanggal 26 – 27 April 2019. Sejumlah 146 mahasiswa program S3 dari beberapa universitas di Indonesia ikut meramaikan acara ini.
Acara hari pertama, tanggal 26 April 2019, diselenggarakan di Hotel Eastparc Yogyakarta. Acara terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama merupakan pembukaan acara dan dilanjutkan dengan seminar dari beberapa narasumber. Pembukaan acara dimulai dengan sambutan dari perwakilan APDMI, Prof Dr. Mts. Arif, M.M., M.B.A, CPM. selaku sekretaris APDMI. Kemudian, Kusdhianto, Sivilokonom., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia FEB UGM memberikan sambutan dan dilanjutkan dengan pemukulan gong untuk menandai ceremonial pembukaan acara.
Pada sesi seminar, tiga narasumber dihadirkan pada kesempatan ini yaitu B.M. Purwanto, Ph.D. selaku Mentor for Business Schools in Pursuing AACSB International Accreditation, FEB UGM; Prof. Rose Alinda, Ph.D. selaku Chairperson of Ministry of Higher Education Task Force for Academic Programme Transformation for Industrial Revolution, Malaysia; dan Prof. Jogiyanto Hartono, Ph.D. selaku Ketua Program Studi S3 Ilmu Akuntansi FEB UGM. Acara seminar ini dimoderatori oleh Prof. Catur Sugiyanto, Ph.D.
B.M. Purwanto, Ph.D. mendiskusikan topik terkait Kontribusi Akreditasi Internasional pada Penjaminan Mutu Sekolah Bisnis. Dr. B.M. Purwanto menjelaskan bagaimana proses akreditasi AACSB yang merupakan salah satu akreditasi internasional bagi sekolah bisnis. Diskusi terkait hal itu dilanjutkan dengan presentasi dari Prof. Rose Alinda, Ph.D. yang membahas tentang Pengembangan Kurikulum Pendidikan pada Revolusi Industri 4.0. Dalam kesempatan ini, Prof. Rose menjelaskan tentang adanya pengembangan kurikulum yang merupakan bagian dari transformasi ekosistem pendidikan. Hal itu ditandai dengan adanya perubahan profil mahasiswa, entrepreneurial learners, disruptive technology, dan kebutuhan di masa depan. Selanjutnya, Prof. Jogiyanto Hartono, Ph.D. juga memberikan materi dengan mengangkat topik terkait Dampak dan Antisipasi Metode Pengajaran dan Penelitian pada Era Revolusi Industri 4.0. pada kesempatan ini, Prof. Jogy menjelaskan bagaimana perkembangan industri dari 1.0 ke 4.0. Perkembangan ini juga berdampak pada penyesuaikan yang harus silakukan oleh institusi pendidikan.
Pada sesi kedua, panitia membagi acara menjadi dua forum. Forum pertama dihadiri oleh anggota APDMI yang berfokus membahas kepengurusan APDMI dan pengelolaan program S3. Sementara itu, forum kedua dihadiri oleh mahasiswa S3 yang merupakan peserta Doctoral Colloquium dan Seminar. Forum kedua diisi dengan materi bibliometric dari Nurul Indarti, Sivilokonom., Cand.Merc., Ph.D. dan mahasiswa Program S3 Manajemen FEB UGM, Bapak Andy Lukito. Pada materi ini, Dr. Nurul menjelaskan pentingnya kajian pustaka dalam melakukan penelitian. Untuk menunjang kajian pustaka, salah satu hal yang dapat dipertimbangkan untuk dilakukan adalah bibliometric. Bibliometric merupakan suatu pendekatan baru yang lebih spesifik pada studi literatur. Dalam bibliometric, Bapak Andy secara lebih spesifik menjelaskan penggunaan beberapa software untuk melakukan penelitian bibliometric, diantaranya Publish or Perish dan Vos Viewer. Acara pada forum kedua ini dilanjutkan dengan sharing session dari IMADEBGAMA yang membahas tentang perjalanan menjadi mahasiswa S3 di FEB UGM.
Doctoral Colloquium pada hari kedua diikuti oleh 129 presenter dan 17 partisipan yang semuanya sudah mengikuti rangkaian acara DCS pada hari pertama. Dalam acara ini, panitia membagi sesi presentasi ke dalam 10 kelas. Kelas-kelas ini digolongkan berdasarkan tema besar yang sama dari abstrak yang sudah dikirim oleh presenter. Doctoral colloquium ini memang diikuti oleh tiga program studi yaitu Manajemen, Ilmu Ekonomi, dan Akuntansi. Pada setiap kelas dihadirkan juga sekurang-kurangnya dua reviewer. Untuk presentasi sendiri, terbagi juga dalam tiga sesi yang berbeda. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa S3 karena sebagian besar mahasiswa merasa melalui kegiatan ini mereka mendapatkan banyak masukan dari para reviewer dan peserta lain. (TLU)