Yogyakarta – Kamis, 17 Oktober 2019. Sejumlah 119 mahasiswa program Magister Sains, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada semester III dan IV mengikuti kegiatan bertajuk “Penulisan Karya Ilmiah/Akedemik/Profesional: Prinsip dan Aspek Bahasa”. Kegiatan ini merupakan bagian dari Researcher’s Enrichment (REACH) Program. Program REACH merupakan program peningkatan soft skill yang disampaikan pada Pengarahan Akademik bagi Mahasiswa Baru. Prof. Dr. Suwardjono, M.Sc., guru besar Departemen Akuntansi FEB UGM, hadir sebagai pembicara utama pada kegiatan ini. Selama rentang dua jam, peserta diajak untuk memahami bahwa menulis karya ilmiah menuntut pengetahuan teknis menulis, minat, dan strategi sehingga hasilnya akan memberi manfaat yang tinggi kepada pembaca yang dituju dan memberi kepuasan serta kebanggaan bagi penulis.
Metode penyampaian materi oleh guru besar lulusan Kent State University, USA ini terbilang unik, mahasiswa sebelumnya diberikan bahan bacaan dengan tema utama “Keterampilan Menulis dan Penalaran (Writing Skills and Reasoning)” dengan tiga artikel berjudul; (i) Aspek Tipografik dalam Penulisan Karya Ilmiah/Akademik/Profesional”; (ii) “Peran dan Martabat Bahasa Indonesia dalam Pengembangan Ilmu”; dan (iii) “Penulisan Karya Ilmiah/Akademik/Profesional: Prinsip, Aspek Bahasa, dan Aspek Tipografik”. Keseluruhan sesi berlangsung dinamis dengan teknik diskusi untuk membahas diskusi arti pentingnya penguasaan bahasa untuk menulis yang efektif sesuai dengan arasnya (dialek akademik). Teknik tersebut memberi ruang yang luas bagi peserta untuk menyampaikan pertanyaan, gagasan maupun sanggahan.
Penerima penghargaan Best Performance Lecturer ini menyampaikan peran bahasa Indonesia dalam pengembangan ilmu dan teknologi dan sebagai sarana pencerdasan bangsa Indonesia dalam era globalisasi. Karya tulis akademik dan ilmiah menuntut kecermatan bahasa karena karya tersebut harus disebarluaskan kepada pihak yang tidak secara langsung berhadapan dengan penulis baik pada saat tulisan diterbitkan maupun pada beberapa tahun sesudah itu. Lebih jauh, bahasa asing jelas merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan akibat langkanya buku-buku keilmuan berbahasa Indonesia. Akan tetapi, poin utamanya adalah “seseorang akan mampu menguasai bahasa asing dengan baik hanya apabila menguasai bahasa sendiri (Indonesia) dengan baik pula”. Sehingga, menjadi tugas akademisi untuk memberi penguatan terhadap penggunaan bahasa indonesia dalam tulisan-tulisan ilmiah.
Selanjutnya, gagasan saja tidak cukup bagi seseorang untuk mampu menulis, terdapat syarat-syarat lain yang harus dimiliki seperti: mempunyai gagasan unik, rencana untuk menulis gagasan tersebut, audiens target dan tujuan penyampaian, motivas dan tujuan yang kuat, kemampuan dan kekayaan bahasa, keterampilan untuk menuangkan gagasan dalam tulisan, kemampuan dan kesenangan membaca sumber-sumber yang sesuai, menguasai teknologi menulis dan perangkat lunak pendukung. Selain itu, penulis perlu mempertimbangkan aspek keterbacaan (readibility) dari karya tersebut. Aspek keterbacaan berkaitan dengan tingkat kenyamanan visual cetakan sehingga pembaca cukup tahan lama membaca karena mata tidak mengalami kelelahan (fatigue). Keterbacaan cetakan ditentukan oleh format, susunan, jenis huruf, dan tata wajah cetakan.
Keseluruhan sesi ditutup dengan foto bersama Prof. Dr. Suwardjono, M.Sc., dan seluruh peserta. (RP)
#BanggaJadiMD #febugm