Yogyakarta – Kamis, 08 Agustus 2019. Sejumlah 110 mahasiswa baru Program Magister Sains dan Doktor, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada (MD FEB UGM) mengikuti Pengarahan Mahasiswa Baru Semester Genap tahun ajaran 2019/2020. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari program Researcher’s Enrichment (REACH) yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari khusus bagi mahasiswa baru program MD FEB UGM untuk meningkatkan soft skill mahasiswa. Hari pertama program REACH berlangsung di lantai 3 Auditorium BRI Gedung Program MD FEB UGM dipandu oleh Manajer Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama Program MD FEB UGM, RR. Tur Nastiti., Ph.D. Pengarahan mahasiswa baru ini diikuti oleh 56 mahasiswa Program Studi Magister Sains Reguler, 29 mahasiswa Program Studi Magister Sains Matrikulasi, dan 23 mahasiswa Program Doktor.
Acara diawali dengan doa dan menyanyikan 2 (dua) lagu berjudul Indonesia Raya dan Himne UGM dilanjutkan beberapa sesi yang akan diisi oleh pengelola. Sesi materi pertama terkait “Misi dan Visi, Nilai-Nilai FEB, Kurikulum Program MD FEB UGM” oleh Prof. Jogiyanto Hartono, Ph.D., selaku Koordinator Program dan Ketua Program Studi Akuntansi. Prof. Jogiyanto menjelaskan bahwa program MD FEB UGM didukung oleh 106 Staf Pengajar bergelar Doktor dengan rincian 30 dosen merupakan guru besar dan 87% merupakan lulusan Doktor di luar negeri. Selain itu dijelaskan pula statistik penerimaan mahasiswa program Magister Sains dan doktor tahun ajaran 2019/2020 dengan proses seleksi yang begitu ketat dalam menyaring calon mahasiswa potensial. Misi dan visi MD FEB UGM pun mengalami perubahan untuk tujuan menjadi universitas dengan kualitas maju di tingkat internasional dengan berhasil mempertahankan akreditasi AACSB sebagai satu-satunya Fakultas Ekonomika dan Bisnis di Indonesia.
Sesi kedua dilanjutkan dengan materi dari Nurul Indarti, Sivilokonom, Cand. Merc., Ph.D, selaku Ketua Program Studi Manajemen yang menyajikan “Peraturan Akademik dan Non-Akademik Program FEB UGM”. Dalam kesempatan ini dijelaskan mengenai akademik seperti durasi studi mahasiswa, kurikulum, bantuan konferensi internasional, kewajiban publikasi bagi program doktor, waktu mukim hingga cuti akademik dan wisuda. Selanjutnya dijelaskan peraturan akademik lainnya mulai dari terkait perkuliahan hingga keuangan. Nurul Indarti menekankan pentingnya sikap, perilaku, dan adab dalam menuntut ilmu dengan menjelaskan tata tertib umum seperti berpakaian rapi dan sopan, tat tertib keuangan dan tata tertib penundaan pembayaran. Hal tersebut ditujukan untuk memungkinkan mahasiswa mencapai keteraturan dan kenyamanan dalam menuntut ilmu sehingga berhasil tidak hanya secara akademis namun pula berakhlak mulia.
Selanjutnya, Prof. Catur Sugianto, M.A., Ph.D. selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi menjelaskan tentang dinamika kehidupan kampus pada sesi “Campus Life, Time Management”. Prof. Catur menjelaskan tentang apa yang harus dipersiapkan dan dipahami mahasiswa selama belajar di Program MD FEB UGM khususnya, di Yogyakarta pada umumnya. Dalam kesempatan ini juga, Prof. Catur menekankan pentingnya keseimbangan hidup dimana mahasiswa tidak hanya belajar di kampus tetapi juga mengeksplorasi diri di masyarakat dan lingkungan sekitar. Selain itu, dijelaskan pula bahwa sistem nilai layaknya seperti “non-excludable good” artinya untuk tidak ada batasan bagi mahasiswa untuk mendapatkan nilai A. Maka antar mahasiswa tidak perlu saling berkompetisi secara tidak sehat sebaiknya dibangun sikap kolaborasi dan kerjasama dengan saling membantu seperti sharing atau belajar materi bersama sebagai upaya membangun networking. Setelah Prof. Catur menyampaikan materi, peserta diajak foto bersama dengan jajaran staff/karyawan bersama jajaran pengelola dan dilanjutkan makan siang bersama.
Sesi ke-empat disampaikan oleh Prof. Dr. dr Sutaryo, S.P(Ak.), guru besar Heematologi dan Onkologi Fakultas Kedokteran UGM mengenai “Seminar Filosofi ke-UGM-an”. Filosofi UGM terdiri dari dua nilai yaitu 1) Pancasila dan Kebudayaan Indonesia dan 2) Ilmu, Kenyataan, dan Kebenaran. Sementara itu, jati diri UGM terdiri dari lima nilai yaitu UGM sebagai Universitas Nasional, Universitas Perjuangan, Universitas Pancasila, Universitas Kerakyatan, dan Universitas Pusat Kebudayaan. Prof. Sutaryo juga menceritakan kaitannya sidang BPUPKI, proklamasi kemerdakaan RI, dan sejarah pendirian UGM dan bagaimana UGM memiliki peran sentral dalam mengawal kemerdekaan dengan menjungjung persatuan bangsa. Acara ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai dan kecintaan UGM pada mahasiswa baru. Di akhir sesi, Prof. Sutaryo menyampaikan pesan kepada seluruh peserta bahwa “Menutut ilmu di Gadjah Mada [Universitas Gadjah Mada] adalah kewajiban.” Pesan ini harus dipahami dan diresapi oleh setiap mahasiswa baru sebagai bagian dari Universitas Gadjah Mada.
Acara pengarahan mahasiswa baru Program MD FEB UGM pada hari pertama ini diakhiri dengan perkenalan organisasi kemahasiswaan (FORKOMSI) yang disampaikan oleh M. Thoriq selaku ketua FORKOMSI dan IMADEBGAMA yang diwakili oleh Muizzudin. –RP