Yogyakarta – Jumat, 29 November 2019. Program studi Magister Sains dan Doktor Ilmu Ekonomi mengadakan Sarasehan Ekonom untuk Transparansi Indonesia (SEtiTI) dan Diskusi Pengembangan Ilmu Ekonomi (APSEPI) di Auditorium BRI, Gedung Magister Sains dan Doktor Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada. Kegiatan ini dihadiri oleh akademisi ekonomi dari berbagai universitas di seluruh Indonesia.
SEtiTI merupakan forum pertemuan para ekonom untuk membangun aspek kelembagaan terkait upaya pencegahan dan penindakkan korupsi di Indonesia. Perkembangan pesat pada bidang Ilmu Ekonomi memungkinkan pengembangan cabang-cabang keilmuan yang berkaitan dengan perbaikan aspek kelembagaan, baik langsung maupun tidak langsung, terutama dalam penanggulangan korupsi. Dorongan lain adalah fakta bahwa Ilmu Ekonomi memiliki mekanisme dan tujuan yang berkebalikan dengan korupsi. Para ekonom memiliki pengetahuan untuk menyusun kebijakan yang mampu memperbaiki aspek kelembagaan, yang pada akhirnya akan mampu meminimalisasi korupsi di dalam berbagai institusi. Lebih jauh, SEtiTi diselenggarakan sebagai mekanisme untuk memformulasikan kontribusi ekonom terhadap pembangunan kelembagaan di Indonesia.
Berlangsung dalam dua sesi utama, pada sesi pertama dengan judul “Pembangunan Aspek Kelembagaan Menanggulangi State Captured Corruption di Berbagai Sektor: Pertanahan, Kesehatan, Kehutanan dan Sumber Daya Alam” dimoderatori oleh Ketua Pengelola Program Doktor lmu Ekonomi FEB UGM, Prof. Catur Sugiyanto, Ph.D. Dihadiri pula oleh pembicara dari berbagai disiplin ilmu, antara lain, Prof. Dr. Laksono Trisnantoro dari Fakultas Kedokteran UGM dengan pembangunan aspek kelembagaan menanggulangi state captured corruption di sektor kesehatan. Selanjutnya, korupsi sumber daya alam dan implikasinya bagi transformasi kelembagaan oleh Prof. Dr. Hariadi Kartodihardjo dari Fakultas Kehutanan. Sesi pertama ditutup oleh pemaparan Prof. Dr. Maria Sumardjono dari Fakultas Hukum UGM dengan tema pembangunan aspek kelembagaan menanggulangi state captured corruption di sektor pertanahan.
Tema “Pengajaran Anti Korupsi di Perguruan Tinggi dan Potensi Kerjasama Riset di Bidang Ekonomika Kelembagaan” menjadi pokok pembahasan pada sesi kedua. Dimoderatori dosen Ilmu Ekonomi FEB UGM, Ahmad Akbar Susamto, Ph.D., dan dengan pembicara dengan latar belakang akademisi dan praktisi. Prof. Dr. Sonny Priyarsono dari FEM-IPB yang memaparkan gerakan antikorupsi di perguruan tinggi dan Rimawan Pradiptyo, Ph.D., Ketua Departemen Ilmu Ekonomi FEB UGM yang menjelaskan materi dnegan judul “Sejauh Cakrawala; Potensi Penelitian di Bidang Ekonomika Kelembagaan”. Hadir pula Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi dan Instansi KPK RI, Sujanarko yang menyajikan data statistik pelaku korupsi didominasi oleh koruptor berpendidikan tinggi.
Sejalan dengan SEtiTI diselenggarakan pula diskusi pengembangan Ilmu Ekonomi pada sesi ketiga. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk memajukan pengajaran dan penelitian di Departemen Ilmu Ekonomi yang menjadi anggota Aliansi Program Studi Ekonomi Pembangunan Indonesia (APSEPI). Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat sesi berbagi oleh Departemen Ilmu Ekonomi FEB UGM dengan agenda pengembangan kurikulum di program studi S1, S2 maupun S3 dan juga pemaparan terkait APSEPI. Diskusi ini dimoderatori oleh Dr. Evi Noor Afifah dari FEB UGM. Sesi diskusi oleh Departemen Ilmu Ekonomi FEB UGM diwakili Prof. Dr. Catur Sugiyanto yang memaparkan kurikulum S2 dan S3 Ilmu Ekonomi FEB UGM dan Heni Wahyuni, Ph.D yang memaparkan terkait S1 Ilmu Ekonomi FEB UGM. Selanjutnya diskusi tentang APSEPI d Dr. Siti Aisyah Tri Rahayu (FEB UNS). SEtiTI dan APSEPI diakhiri dengan antusias yang sangat tinggi oleh para partisipan. Semoga kedepannya para ekonom dapat lebih berkontribusi terhadap pembangunan kelembagaan di Indonesia. (AWN-Sh)