Rabu-Jumat, 7-9 September 2022
Simposium Nasional Akuntansi (SNA) merupakan kompetisi rutin yang diselenggarakan setiap tahun oleh Ikatan Akuntan-Indonesia, khususnya Kompartemen Akuntan Pendidik (IAI-KAPd). SNA merupakan kesempatan eksklusif untuk mempresentasikan hasil riset terbaik dalam bidang akuntansi oleh para peneliti, pendidik, mahasiswa, dan praktisi dari seluruh Indonesia dan mancanegara. Pada tahun 2022, SNA diselenggarakan di Kendari. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo menjadi tuan rumah SNA XXV dan bersinergi dengan Perguruan Tinggi Swasta di Kendari. Simposium dilaksanakan selama dua hari yaitu 7-9 September 2022 secara hybrid (daring dan luring).
SNA XXV mengangkat tema “Peluang dan Tantangan Profesi Akuntan dalam Era Digitalisasi menuju Indonesia Maju yang Berkelanjutan.” Pada kesempatan ini, Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM juga berkontribusi dengan mengutus dua mahasiswa Magister Sains Akuntansi yaitu Dewi Mustika Ratu dan Maryam Agustine Huwaidah Rashid. Setiap presentator mengikuti sesi paralel dalam waktu 30 menit yang terdiri dari penyajian paper selama 10-15 menit, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh audiens dari berbagai kalangan. Di akhir sesi, terdapat saran dan kritik dari pembahas.
Berdasarkan hasil penilaian, semua paper tersebut dinyatakan menjadi best paper, namun dalam kategori yang berbeda. Dewi Mustika Ratu berhasil meraih Best Paper 2 online dengan paper berjudul “Budaya Kerahasiaan dan Pengungkapan Antikorupsi Perusahaan di ASEAN.” Riset ini dilatarbelakangi oleh tingginya kasus korupsi, sehingga diperlukan pengungkapan sisi antikorupsi pada perusahaan-perusahaan di wilayah Asia Tenggara.
Maryam Agustine Huwaidah Rashid yang berkolaborasi dengan Ibu Zuni Barokah, M.Comm., Ph.D., berhasil meraih Best Paper 2 offline dengan paper berjudul “Pengaruh Keragaman Dewan terhadap Pengungkapan Lingkungan pada Perusahaan Indonesia.” Riset tersebut berangkat dari isu lingkungan yang terus meningkat, di mana salah satunya adalah perusahaan di Indonesia melakukan aktivitas tebas bakar kelapa sawit dalam beberapa tahun belakangan ini, sehingga menyebabkan deforestasi dan perubahan iklim. Akibatnya, United Nation membatasi impor minyak sawit untuk menopang pilar lingkungan. Penelitian terdahulu menjelaskan bahwa pengungkapan lingkungan pada perusahaan di Indonesia masih rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa isu lingkungan perlu lebih diperhatikan oleh perusahaan serta membahasnya di tingkat dewan sebagai pemegang peran penting dalam menentukan tanggung jawab dan strategi keberlanjutan perusahaan. Penelitian terdahulu juga menyatakan bahwa isu keberagaman adalah aspek terpenting dari dewan untuk membahas isu lingkungan. Dengan demikian, penelitian milik Maryam menguji pengaruh keragaman dewan terhadap pengungkapan lingkungan pada perusahaan di Indonesia.
Prestasi dari mahasiswa Magister Sains Akuntansi tersebut sangat membanggakan dan sangat bermanfaat untuk diaplikasikan dalam kebijakan dan mempunyai ide yang bagus untuk dikembangkan dalam riset selanjutnya. Hasil simposium ini diharapkan dapat melahirkan sejumlah solusi alternatif yang semakin mendekatkan pandangan teori dan hasil riset di dunia ilmiah dengan realitas praktik dalam sektor bisnis dan sektor publik. Hasil akhirnya juga diharapkan mempunyai kontribusi praktis berupa rekomendasi tindakan untuk para pelaku bisnis dan pemerintah dalam meningkatkan kualitas praktik akuntansi di Indonesia. (Y)